“Hal ini merupakan komitmen bersama Pemerintahan Amerika Serikat, sehingga siapapun yang menjadi presiden, komitmen ini tetap dijalankan, tanpa adanya suatu perubahan dalam pembangunan pertanian,” katanya.
Berbeda dengan di Indonesia, setiap terjadi pergantian kepemimpinan nasional, selalu muncul program pembangunan di sektor pertanian yang baru. Tidak melanjutkan apa yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya.
Akibatnya, pembangunan pertanian yang sesungguhnya harus menjadi prioritas nasional menuju kemandirian pangan, tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Karena itu, lanjut dia, pembangunan pertanian harus menjadi komitmen nasional yang tetap dilaksanakan oleh setiap pemimpinan nasional.
“Dan Indonesia dapat mengadopsi filosofi yang dianut Amerika Serikat dalam membangun pertanian,” kata Rafael Leta.
Artikel ini ditulis oleh: