Jakarta, Aktual.co — Indonesia membutuhkan “guru bangsa” yang mampu memberikan keteladanan dalam nasionalisme dan kebangsaan seperti yang ditunjukkan Bung Karno dan sejumlah tokoh lainnya.
Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Dadang Darmawan mengatakan, Indonesia cukup banyak memiliki konsep mengenai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Namun semua konsep tersebut belum memberikan pengaruh signifikan karena belum adanya keteladanan dari sosok yang layak disebutkan “guru bangsa”.
Fenomena muncul sejumlah tokoh belakangan ini masih sebatas pemimpin formal, belum menunjukkan karakter guru bangsa yang layak diteladani.
Meski memiliki popularitas yang baik dalam berpolitik, baik di tingkat nasional mau pun lokal, tetapi tokoh-tokoh itu minim sekali memberikan pendidikan politik.
Malah, pemimpin-pemimpin formal tersebut justru dinilai memberikan contoh yang kurang baik karena hanya memanfaatkan rakyat untuk kepentingan jangka pendek.
Ia mencontohkan praktik politik uang (money politic) dalam pilkada sehingga muncul korupsi yang tidak bisa dicegah ketika tokoh-tokoh itu menjadi pemimpin formal.
“Yang terjadi dan dipertontonkan justru perbuatan kekuasaan yang luar biasa,” katanya.
Karena itu, kata Dadang, sangat layak jika rakyat Indonesia merindukan karakter guru bangsa seperti yang ditunjukkan Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Sahrir, dan HOS Cokroaminoto.
Karakter guru bangsa itu muncul karena tokoh-tokoh nasional tersebut memiliki keprihatinan terhadap kondisi bangsa yang kala itu dijajah Belanda.
Mungkin, karakter itu muncul karena adanya kepedulian terhadap kondisi bangsa yang memprihatinkan. “Itu yang menjadi pertanyaan. Sekarang, ada atau tidak orang yang merasa prihatin terhadap kondisi bangsa,” kata mantan Ketua Umum Badko HMI Sumut itu.

Artikel ini ditulis oleh: