Jakarta, Aktual.co — Pengamat ekonomi dari Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan Indonesia saat ini mengalami krisis infrastruktur pendukung ekonomi.

“Kondisi infrastruktur kita semakin terbelakang jika dibandingkan negara ASEAN lainnya. Kita berada di urutan 72 dunia, Malaysia 20. Begitu juga untuk akses jalan kita peringkat 72,” kata Ahmad di Jakarta, Senin (23/3).

Menurut dia, kualitas infrastruktur sangat berkaitan dengan program Nawacita yang berupaya meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, khususnya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mendatang.

Dia menjelaskan, agar produktivitas ekonomi dapat berjalan dengan baik maka pemerintah harus membangun konektivitas nasional, pengadaan transportasi umum yang layak, hingga penguatan investasi. “Solusi dari permasalahan itu ialah dengan percepatan infrastruktur. Dana investasi sebesar Rp5.519 triliun pada RPJMN 2015-2019 juga harus dimanfaatkan dengan benar,” tukasnya.

Sebelumnya, Direktur Indef Enny Sri Hartati mengatakan pembangunan infrastruktur juga kurang memperhatikan kualitas dalam proses pengerjaannya. “Banyak infrastruktur yang tiap tahun selalu diperbaiki namun dalam hitungan bulan sudah rusak lagi. Bisa jadi waktu pelaksanaannya yang terlalu singkat,” ujar Enny, Senin (23/3).

Dengan pola perbaikan yang selalu tergesa-gesa hal tersebut akan berdampak pada kualitas infrastruktur yang kurang baik, kata Enny ketika ditemui dalam sebuah konferensi pers.

Menurutnya akan lebih baik jika pemerintah merubah pola pengerjaan infrastruktur agar lebih matang dan terintegrasi dengan kegiatan ekonomi, sehingga meningkatkan nilai investasi pemerintah dalam aspek sarana fisik.

Artikel ini ditulis oleh: