Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat acara Foreign Policy Community Of Indonesia (FPCI) di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (17/9). Acara bertajuk Conference on Indonesian Foreign Policy 2016 : Finding Indonesia’s Place In The Brave New World menghadirkan sekitar 50 pembicara dari dalam dan luar negeri. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com-Keputusan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tiba-tiba mengutus putranya Mayor Inf TNI Agus Harimurti Yudhoyono untuk “turun gunung” di pertarungan Pilkada DKI Jakarta sontak mengejutkan publik dan lawan politiknya.

Bahkan, sebagian publik menyayangkan sikap Presiden keenam yang mengorbankan karir militer Agus sebagai perwira TNI.

Namun, Pengamat Politik dari Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai langkah SBY dalam mengambil keputusan tersebut sudah tepat.

“Kita harus apresiasi keberanian SBY mengambil sikap tanpa ragu-ragu. Mengusung putranya Agus Harimurti Yudhoyono berpasangan dengan Sylviana Murni bertarung pada pilkada DKI mendatang,” ujar Pangi di Jakarta, Sabtu (24/9).

Pangi mengatakan, publik terkaget-kaget dan sempat tak percaya bahwa SBY mengusung Agus pada pilgub kali ini. SBY pun, kata dia, sempat dibully seperti “SBY mengubur mimpi anaknya menjadi jenderal demi ambisi politik”.

“Saya kira itu sinyal akan tetap berdampak positif, SBY punya pertimbangan khusus. SBY cerdas, dan lihai memainkan ayunan politik, ahli strategi dan paham betul dengan dinamika global strategic environment,” ungkap Pangi.

“Saya percaya, semua keputusan itu diambil sudah melalui pertimbangan yang matang dan dengan semangat kehati-hatian serta kalkulasi politik yang jauh hari sudah dipersiapkan secara matang,” tambahnya.

Menurut Pangi, keputusan yang diambil SBY dengan “Mengubur Mimpi Jenderal” anaknya bukan tanpa risiko. Pasalnya, risiko yang besar akan juga berdampak hasil yang besar untuk negara dan bangsa.

“Karier militer Agus belum tentu lebih jauh dan lebih baik di militer, karena sekarang rezim Jokowi/PDIP. Itu saya kira juga menjadi salah satu pertimbangan SBY, sehingga Agus lompat pagar ke karir politik,” kata Pangi.

Pangi memandang, karir militer Agus sudah terkunci dan merayap untuk naik. Sulit dinafikan karir militer Agus akan mulus atau justru macet, karena itu sebangun dan seruang dengan rezim politik.

“Jadi saya kira ini adalah putusan yang tepat. SBY menyadari betul bahwa ini momentumnya. Setiap peristiwa penting mesti ada momentumnya. Kalau saya lihat dan cermati, SBY lihai dan mahir membaca momentum politik,” tutur Pangi.

Pangi menambahkan, masa depan Partai Demokrat berada di tangan Agus. SBY, kata dia, juga bertaruh dan pasti tak main-main dalam pertarungan elektoral pilkada rasa pilpres kali ini.

“Berhitung, berselancar ke karir politik. Agus juga seorang intelektual, dari latar pendidikannya. Jadi habbit-nya sudah mulai enggak cocok dengan militer komando. Ini momentum sebagai pewaris utama SBY. Agus turun ke gelanggang karir politik,” pungkas Pangi.

Oleh: Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh: