Puluhan zombi buruh Pertamina yang tergabung dalam Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) melakukan aksi long march menuju Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (20/10/2017). Setelah tujuh hari menempuh aksi long march Bandung-Jakarta, zombi buruh Pertamina mendatangi Presiden Joko Widodo untuk menagih janji Jokowi tentang "Tiga layak untuk buruh. AKTUAL/Munzir

Mataram, Aktual.com – Pengamat sosial dari Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Oryza Pneumatica Indrasari menuding, dampak psikologis Hari Buruh (May Day) akan meresahkan masyarakat umum jika diperingati dengan cara berunjuk rasa di jalan raya.

“Aksi hari buruh dengan berunjuk rasa di jalanan berdampak pada penutupan akses jalan yang berakibat adanya gangguan bagi pengguna jalan lain,” kata Oryza di Mataram, Jumat (27/4).

Menurut dia, para pengguna jalan raya tentu akan merasa khawatir bila bertemu dengan para pengunjuk rasa yang nampak meluapkan emosi. Bahkan, bisa menyebabkan trauma pada anak-anak yang dibawa orang tuanya saat mengikuti aksi unjuk rasa di jalanan.

“Sehingga penilaian untuk yang tidak berkepentingan, hari buruh dapat diingat sebagai hari yang mencemaskan,” kata Oryza.

Di satu sisi, kata dia, unjuk rasa yang digelar memang dapat dimaklumi, mengingat relasi sosial yang dibangun antara buruh dan majikan terkadang bersifat eksploitatif.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara