Jakarta, Aktual.com — Sekjen Perhimpunan Kedaulatan Rakyat (KPR), Khalid Zabidi mengatakan bahwa kegaduhan yang terjadi di dalam kabinet kerja di pemerintahan Jokowi terbagi menjadi dua, yaitu gaduh putih dan gaduh hitam.
“Gaduh putih adalah Gaduh pro rakyat, sedangkan Gaduh hitam Anti rakyat. Gaduh putih bagaimana seorang menteri berdasarkan konstitusi dan undang-undang menjalankan fungsi-fungsinya sebagai menteri dan membela rakyat” jelas Khalid Zabidi, kepada Aktual.com, di salah satu resto, Jakarta, (8/11)
Khalid mengibaratkan menteri-menteri yang berada dalam kabinet kerja Jokowi seperti klub sepakbola kelas 2 tetapi digabung dengan pemain-pemain papan atas, sehingga jika main di dalam tim yang main hanya tiga orang saja.
“Yang lainnya tidak mengerti sehingga menteri-menteri yang papan bawah bingung, hasilnya bukannya mencetak gol malah gol bunuh diri”ucapnya
Di kesempatan yang sama, Khalid mengatakan seharusnya Jokowi sudah belajar dalam setahun ini. Momentum reshuffle pertama, jelas ia adalah kesalahan Jokowi dalam memilih menteri yang setengah-setengah.
“Mengapa momentum itu hanya setengah-setengah, hasilnya harus ada reshuffle kedua. Ketika terjadi reshuffle kedua berarti reshuffle pertama dianggap gagal. Dan antara reshuffle pertama dan kedua terlalu dekat, artinya Jokowi keliru memilih timnya dan keliru mencopot menterinya,” ujarnya.
Apakah di reshuffle kedua akan terjadi demikian? Kalau jokowi masih setengah hati dalam reshuffle kedua, maka akan terjadi reshuffle ketiga.
“Sebaiknya setelah reshuffle kedua, Jokowi tidak melakukan reshuffle lagi, yaitu mengembalikan kekuatannya sebagai presiden dan memimpin kabinet sebenar-benarnya. Catatannya memilih menteri yang benar, mencopot yang salah”
Siapa menteri yang salah? Khalid mengatakan, Menteri yang membuat kegaduhan hitam tadi dan pertahankan menteri yang membuat kegaduhan putih.
Lebih lanjut Khalid membeberkan Menteri yang perlu dicopot pada reshuffle kedua, yaitu Puan Maharani, Rini Soemarno, Imam Nahrowi, Sudirman Said, Siti Nurbaya, Nila F Moelek, dan Menteri Agama Lukman Hakim.
“Jika Jokowi tidak melakukan reshuffle dengan benar, tunggulah kemalangannya di 2016, yang saya Kira akan memuncak”tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh: