Meski pertumbuhan ekonomi 5,06%, investasi di sektor konstruksi tumbuh sampai 7%. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Direktur Pusat Studi ASEAN Universita Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Dafri Agus Salim berpendapat investasi China di ASEAN termasuk di Indonesia hanya dinikmati oleh pelaku industri besar.

“Misalnya infrastruktur atau proyek kereta api. Untuk jangka pendeknya masih hanya bisa dinikmati sekelompok orang, baik dari dalam negeri maupun asing,” ujar Dafri saat ditemui dalam sebuah seminar di Jakarta, Senin (9/4).

Menurut dia, invetasi dalam bentuk proyek infrastruktur juga tidak memikirkan untuk menyelesaikan masalah jangka panjang, seperti mengatasi kesenjangan di tingkat masyarakat.

“Saya memang bukan ahli ekonomi, tapi ini dampak sosialnya sangat besar. Di masyarakat akan timbul rasa curiga, cemburu terhadap invetasi China. Termasuk masuknya tenaga kerja asing,” pungkas Dafri menambahkan.

Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut dan berkembang maka akan sangat berbahaya, apalagi untuk menjaga hubungan antara ASEAN dan China.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid