Disamping itu, kebanyakan calon legislatif lebih memilih melakukan pendekatan secara kekeluargaan dan dari rumah ke rumah.

Menurut Ahmad Atang, pola kampanye terbatas dengan memperkuat jaringan politik kekerabatan dan kekeluargaan, kampanye ‘door to door’ dipandang oleh para caleg lebih efektif dibandingkan dengan rapat umum dengan memobilisasi massa dalam jumlah besar.

Disamping tidak efektif dalam membangun dukungan, massa yang hadir dalam kampanye, umumnya masih mengambang atau belum menentukan pilihan politik.

“Kampanye rapat umum tidak menjadi pilihan para caleg, karena membutuhkan dukungan finansial yang cukup besar, dan massa yang hadir umumnya masih mengambang,” katanya.

Kondisi ini juga dipengaruhi oleh model demokrasi kita yang bergeser dari demokrasi institusi ke demokrasi individu, katanya.

Karena itu, pemilu merupakan kontestasi individu, maka yang bergerak untuk menggalang dukungan adalah individu sebagai caleg, katanya.

Artikel ini ditulis oleh: