“Namun, tidak menggunakan hak pilih dalam pemilu juga bukanlah solusi yang bijak, mengingat jika kebanyakan orang-orang baik tidak menggunakan hak pilihnya, maka justru orang-orang miskin integritaslah yang akan memegang kekuasaan,” katanya lagi.

Ia mengatakan parpol-parpol yang ada saat ini hampir tidak ada yang luput atau bebas dari perilaku koruptif, bahkan semua turut menyumbang kader yang menghuni penjara karena tindak pidana korupsi.

“Untuk itulah, pemilih perlu sangat selektif melihat rekam jejak dan integritas para calon anggota legislatif, agar ke depannya parlemen dan politik Indonesia diisi oleh orang-orang yang benar-benar memiliki integritas,” katanya pula.

Dalam kaitan dengan pilpres, Bayu mengatakan tertangkap Romahurmuziy yang merupakan ketua umum dari parpol pendukung pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin tidak akan signifikan menguntungkan pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno atau merugikan pasangan calon nomor 01. “Mengingat dalam pilpres, ukuran pemilih dalam menentukan pilihannya lebih kental pada figur capres-cawapres dibandingkan parpol pendukungnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan jika dilihat saksama sebelum tertangkap Romahurmuziy, pada barisan parpol pendukung pasangan calon nomor 02 juga memiliki elit politik yang juga tersandung masalah korupsi yang juga ditangani oleh KPK, sehingga publik sudah mengetahui bahwa parpol baik pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin maupun Prabowo-Sandi juga memiliki kader yang tersandung korupsi.

Artikel ini ditulis oleh: