“Ya tidak harus linier betul karena bisa jadi dalam setahun The FED menaikkan suku bunga lima kali. Wah kalau seperti itu tidak bisa karena saat ini posisi suku bunga Indonesia sudah tinggi,” kata dia.
Selain itu, lanjut Edy, tanpa disertai kalkulasi yang tepat dan mendetail kenaikan suku bunga BI justru bisa kontraproduktif dan bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi secara drastis.
Tanpa kalkulasi yang teliti dalam menaikkan suku bunga, menurut dia, investasi di Indonesia bisa menjadi mahal sehingga berujung pada penurunan perekonomian, serta bertambahnya jumlah pengangguran dan kemiskinan.
“Oleh karena itu perlu dikalkulasi betul pada titik mana bisa ‘equilibrium’ artinya itu hari per hari harus dianalisis betul,” kata Edy yang juga pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ini.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan BI siap menaikkan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate pada rapat dewan gubernur (RDG) yang berlangsung 27-28 Juni 2018 nanti.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid