Jakarta, Aktual.com – Pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan, isu banjirnya tenaga kerja asing asal Tiongkok bukanlah hoax. Namun mengenai jumlah memang masih simpang siur. Pemerintah dalam hal ini ada baiknya menjelaskan kepada masyarakat.
“Presiden Jokowi bilang 21 ribu. Saya sebagai bagian dari rakyat tentu percaya, tetapi kok isunya kemana-kemana. Ini yang perlu dijelaskan pemerintah,” terangnya kepada Aktual, Kamis (5/1).
Menurutnya, pemerintah dan aparat penegak hukum tidak sepatutnya mencari kambing hitam dari munculnya isu 10 juta TKA asal Tiongkok. Jauh lebih bijak misalnya dijelaskan kenapa mereka datang ke Indonesia.
Misalnya karena ada perjanjian kerjasama dengan pemerintah atau dengan pengusaha-pengusaha asal Tiongkok dalam menggenjot pembangunan infrastruktur. Program besar yang diketahui tengah dikebut pemerintahan Jokowi.
Dalam perjanjian itu misalnya ada poin pemerintah atau pengusaha Tiongkok membawa tenaga kerja kasar/buruh ke Indonesia untuk mengerjakan proyek infrastruktur dimaksud.
“Ada berapa, kenapa mereka datang, dijelaskan saja. Misal karena ada perjanjian kerjasama dalam pembangunan tol laut, pembangunan infrastruktur. Jangan terus dibiarkan sehingga masyarakat menerka-nerka dan berasumsi sendiri,” jelas Hendri.
Ditambahkan, dirinya pernah mendapati datangnya TKA asal Tiongkok dalam suatu penerbangan ke Manado beberapa waktu lalu. Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri juga sejak awal melakukan inspeksi mendadak kerap mendapati TKA asal Tiongkok.
“Kenapa sih sampai ada tenaga kerja asal Tiongkok. Analoginya sederhana saja, kalau ada pertanyaan kapan Indonesia lolos ke Piala Dunia, jangan jawab lolosnya tapi bagaimana proses agar lolos ke Piala Dunia,” terangnya.
Tim Komunikasi dan kementerian terkait, lanjut Hendri, mempunyai tanggungjawab untuk menjelaskan itu semua. Masyarakat jangan sampai berasumsi macam-macam dan memunculkan kecemburuan sosial. TKA tanpa keterampilan diperbolehkan masuk, sementara banyak warga Indonesia yang menganggur.
“Apakah yang datang itu tenaga terampil atau tidak, jumlahnya berapa, sektor mana saja, dijelaskan saja,” demikian Hendri.
Laporan: Soemitro
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby