Tangkapan layar - Direktur Democracy and Electoral Partnership (DEEP) Neni Nur Hayati memberi paparan materi dalam seminar bertajuk “Menyoal Seleksi Penyelenggaraan Pemilu: Prospek dan Tantangan Fit and Proper Test di DPR” yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube PUSaKO FHUA dan dipantau dari Jakarta, Minggu (9/1/2022). ANTARA/Putu Indah Savitri

Jakarta, Aktual.com – Direktur Democracy and Electoral Partnership (DEEP) Neni Nur Hayati mengatakan seharusnya panitia seleksi membuka nama-nama peserta seleksi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) untuk memicu partisipasi publik dalam proses seleksi.

“Agar publik juga bisa melakukan pengawalan terhadap proses seleksi dan memastikan bagaimana figur-figur terpilih itu betul-betul kredibel,” kata Neni.

Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika memberi paparan materi dalam seminar bertajuk “Menyoal Seleksi Penyelenggaraan Pemilu: Prospek dan Tantangan Fit and Proper Test di DPR” yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube PUSaKO FHUA dan dipantau dari Jakarta, Minggu.

Ia berpandangan bahwa tim seleksi dapat memaksimalkan dan meningkatkan keterbukaan, transparansi, serta akuntabilitas dalam proses seleksi penyelenggara pemilu dengan cara membuka kepada publik nama-nama pendaftar seleksi dan latar belakang mereka.

Apalagi, tim seleksi juga membuka pendaftaran secara daring. Daya dukung teknologi dan informasi seharusnya memudahkan panitia seleksi untuk membuka nama-nama pendaftar sejak awal, tidak hanya setelah lolos dari tahapan seleksi administrasi, kata Neni.

“Keterbukaan ini kan tidak mengganggu kredibilitas tim seleksi, juga tidak mengganggu kredibilitas pendaftar,” ucap dia.

Saat ini, tuturnya, publik hanya dapat melihat jumlah peserta seleksi yang mendaftar saja. Padahal, apabila sejak awal publik dapat mengetahui siapa saja yang mendaftar, publik dapat mengawal dan memastikan sedari awal bahwa figur-figur yang mengisi keanggotaan KPU dan Bawaslu adalah figur-figur yang memiliki integritas.

Meskipun demikian, Neni juga memberi apresiasi adanya keterbukaan tim seleksi yang semakin membaik dari sebelumnya, yakni dibuktikan dengan live streaming YouTube pada tahapan tes wawancara.

“Tim seleksi tidak hanya menerima masukan saja sebagai formalitas belaka, tetapi ternyata melakukan konfirmasi atas masukan dan saran masyarakat, kemudian melakukan tindak lanjut. Saya kira ini menjadi hal yang baik apabila keterlibatan masyarakat sipil itu betul-betul didengar dan direalisasikan oleh tim seleksi,” ujar dia.

Oleh karena itu, untuk seleksi selanjutnya, Neni berharap agar seleksi penyelenggara pemilu dapat dilakukan dengan lebih transparan kepada publik, khususnya terkait nama-nama pendaftar.

“Kalau kita lihat secara komprehensif, pelaksanaan seleksi penyelenggara pemilu saat ini sudah berjalan dengan baik dan lancar. Kami sangat mengapresiasi kinerja para tim seleksi yang sudah berjuang untuk menghasilkan 24 nama calon penyelenggara pemilu, 14 di KPU dan 10 di Bawaslu,” kata Neni.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Dede Eka Nurdiansyah