Malang, Aktual.co — Pengamat Transportasi dari Universitas Brawijaya (UB), Ahmad Wicaksono menyambut baik langkah Pemerintah Kota Malang yang melarang siswa untuk mengendarai motor saat sekolah. Menurutnya, rencana ini berdampak positif untuk mengurai kemacetan di Kota Malang.
“Selain itu, kalau ada larangan siswa tanpa SIM bawa motor itu juga akan berdampak pada angkot,” kata Ahmad Wicaksono, Sabtu (3/1) di Malang, Jawa Timur.
Kehadiran 6 bus sekolah, lanjut Ahmad, dinilai masih kurang untuk mengcover semua siswa di Kota Malang, sehingga, para sopir angkot tidak perlu risau, bila nantinya ada peraturan soal larangan siswa ber-motor.
“Bila ada larangan nantinya mereka akan menggunakan kendaraan umum, bila bus tidak mampu bisa naik angkot. Nah, dampak penting hal itu adalah pengurangan angka kecelakaan yang melibatkan motor,” urainya.
Ketika ditanya apakah, struktur jalan di Kota Malang sudah pas untuk bus sekolah, Ahmad Wicaksono mengatakan konstruksi jalan masih memadai. Yang paling rentan adalah bila jalan di Kota Malang dilewati truk yang overload.
“Bus sekolah tidak menyebabkan macet, sepanjang berhentinya di tempat yang sudah direncanakan seperti halte,” terangnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















