Pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat usai menjalani tes narkoba di Badan Narkotika Nasional (BNN), Cawang, Jakarta Timur, Minggu (25/9).

Jakarta, Aktual.com – Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor mengatakan hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga menunjukkan ada keinginan cukup kuat dari masyarakat DKI Jakarta mendapatkan sosok alternatif sebagai pemimpin.

“Hal itu ditunjukkan oleh sebagian besar survei yang memperlihatkan tingkat keterpilihan Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon yang saat ini masih menjabat sebagai gubernur berada di bawah 50 persen,” kata Firman dihubungi dari Jakarta, Senin.

Menurut Firman, keinginan masyarakat itu masih tersalurkan pada dua pasangan calon lainnya, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Apalagi, kedua pasangan itu memiliki antusiasme yang sama besar untuk memenangi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Dengan antusiasme itu, sangat mungkin suara pemilih akan tersalurkan kepada pasangan calon selain Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat pada putaran kedua.

“Situasi itu jelas tidak menguntungkan bagi Gubernur Basuki. Selain itu, situasi itu mencerminkan masyarakat DKI Jakarta yang tidak terlalu antusias dan sejalan dengan sikap dan kebijakan gubernurnya,” tuturnya.

Apalagi, kejadian terakhir terkait dengan pernyataannya di Kepulauan Seribu yang dipermasalahkan sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap satu agama tertentu semakin menyudutkan posisinya.

Sebelumnya Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei tentang tingkat keterpilihan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan bersaing pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Menurut survei LSI, tingkat keterpilihan Ahok-Djarot adalah 31.4 persen, disusul Anies-Sandiaga 21,1 persen dan Agus-Sylvi 19,3 persen.

Sedangkan Populi Center merilis survei tingkat keterpilihan dengan hasil Ahok-Djarot 45,5 persen, Anies-Sandiaga 35,5 persen dan Agus-Sylvi 15,8 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby