cyber-sosmed
cyber-sosmed

Jakarta, Aktual.com – Pemerhati komunikasi dari Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) Jakarta, Dr Rajab Ritonga mengatakan masyarakat Indonesia cenderung mudah mengumbar hal yang bersifat pribadi di media sosial.

“Masyarakat kita cenderung mudah mengumbar hal yang bersifat pribadi, seperti sedang berada di mana, makan apa ataupun melakukan aktivitas apa,” ujar Rajab di Jakarta, Minggu (29/4).

Padahal idealnya yang perlu dibagikan kepada teman-teman di media sosial bukanlah hal yang bersifat pribadi, melainkan yang sifatnya informasi, pendidikan dan kemanusiaan.

“Hal-hal yang bermanfaat bagi sesama manusia, bukan yang sifatnya narsis,” tambah dia.

Rajab memberi contoh ketika seseorang sedang jalan-jalan di Eropa dan kemudian singgah di Museum Louvre Paris, Prancis, maka yang perlu dibagikan bukan hanya foto orang tersebut yang sedang berada di depan museum itu. Melainkan informasi yang berkaitan dengan museum tersebut, sehingga para pembaca yang melihat foto tersebut mendapatkan pengetahuan baru.

“Fungsi media sebenarnya adalah untuk pendidikan, bukan untuk hiburan. Namun masyarakat kita cenderung memanfaatkan media terutama media sosial untuk hal-hal yang bersifat hiburan”.

Akibat mudahnya masyarakat membagikan hal yang bersifat pribadi, lanjut dia, data tersebut dikapitalisasi untuk keuntungan bisnis. Meskipun sebenarnya hal itu tidak merugikan yang bersangkutan.

Kunci keamanan data yang terutama adalah jangan mudah membagikan hal-hal yang bersifat pribadi.

“Apa gunanya orang lain tahu, kita sedang menginap di mana atau melakukan apa,” cetus dia.

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya keamanan data, sambung dia, perlu dilakukan literasi media sosial, yang berguna untuk memahami bagaimana bermedia sosial yang baik.

Di sejumlah negara seperti di Eropa, bahkan di India sekalipun, fungsi media sosial tidak lagi bersifat hiburan melainkan edukasi.

“Masyarakat Indonesia butuh proses untuk memahami bahwa media sosial bukan hanya untuk hiburan tetapi untuk edukasi. Maka penting diberikan literasi media sosial pada masyarakat,” kata Wakil Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Teuku Wildan