Bank Indonesia (BI) menilai peningkatan pertumbuhan ekonomi bukanlah hal yang utama. Melainkan terjaganya stabilitas moneter, termasuk inflasi yang rendah, nilai tukar yang bersaing. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pengamat ekonomi Abdul Halim mengemukakan bahwa salah satu solusi untuk menahan laju inflasi adalah dengan memastikan terpenuhinya kebutuhan domestik sehingga tidak ada komoditas yang diekspor sebelum dipenuhinya kebutuhan nasional.

Abdul Halim menyatakan bahwa pemerintah jangan berpikir pendek dengan menggenjot ekspor dan membuka impor seluas-luasnya bila pasokan berkurang.

Hal tersebut dinilai berpotensi untuk malah menambah harga terhadap sejumlah komoditas pangan yang diimpor, apalagi bila harga rupiah sedang melemah terhadap dolar AS.

Abdul Halim yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan mencontohkan untuk komoditas ikan yang dinilai BPS masih berandil terhadap keseluruhan inflasi pada Juni 2018, pemerintah seharusnya memperkuat industri sektor pengolahan dan pemasaran ikan di dalam negeri.

“Sejauh ini, pemerintah justru mendorong ekspor raw material ke luar negeri, praktek yang justru bertolak belakang dengan mandat UU Perikanan,” katanya, Rabu (25/7).

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid