Sejumlah tersangka dihadirkan saat rilis hasil Operasi Cipta Kondisi jelang Asian Games 2018 di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (13/7). Operasi Cipta Kondisi pemberantasan premanisme, curat, curas, curanmor dan tindak kriminal lainnya oleh Jajaran Polda Metro Jaya yang dilaksanakan sejak tanggal 3-12 Juli 2018 tersebut berhasil mengamankan 640 orang, 116 orang ditahan dan 524 orang dilakukan pembinaan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pengamat sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati menilai munculnya aksi premanisme seperti kasus Hercules yang menduduki suatu lahan disebabkan “buah” dari kebebasan yang dirasakan masyarakat selepas masa orde baru.

“Ini dikarenakan runtuhnya orde baru karena selepas orde baru masa reformasi menjadi masa bulan madu bagi semua organisasi. Sebab di masa kepemimpinan orde baru tidak memberikan kesempatan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang,” ujarnya, Jumat (23/11).

Selain itu, pada era setelah reformasi ketika kekerasan itu terjadi, kekerasan antarwarga terjadi karena para elit pada masa reformasi sibuk dengan kepentingan politik masing-masing sehingga tidak ada lagi yang “berkuasa”.

“Justru penguasa itu sebenarnya yang mencegah premanisme atau kekerasan berbasis masyarakat lainnya,” tambah Devie.

Devie menjelaskan selepas masa orde baru sebenarnya bukan hanya orang seperti Hercules yang muncul, namun perebutan lahan terjadi karena sebagai cara masyarakat untuk bertahan hidup mencari keadilan saat para elit sibuk dengan kepentingan sendiri.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid