Dia mengatakan, fakta menunjukan bahwa politisi yang terpilih justru menjadi bandit demokrasi, sehingga dapat membangun persepsi negatif di kalangan mahasiswa.

Semakin tinggi persepsi negatif mahasiswa terhadap praktik politik dan demokrasi yang anomali, maka golput menjadi pilihan politik mahasiswa. Disamping itu, mahasiswa juga memiliki sikap skeptis terhadap kekuasaan politik.

Menurut dia, sikap ini sebagai respon terhadap fenomena aktual hari ini bahwa, kekuasaan selalu dekat dengan praktik KKN, sehingga mahasiswa selalu tidak percaya terhadap kekuasaan.

“Jika ini yang terjadi maka apatisme mahasiswa merupakan jawaban terhadap ketidakikutsertaan mereka pada pemilu,” katanya.

Dia menambahkan, dalam sebuah negara demokrasi, apabila kalangan terdidik mengambil jarak dengan politik praktis, maka sebenarnya ada yang salah dalam pengelolaan demokrasi.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid