Kupang, Aktual.com – Pengamat ekonomi dari Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang Dr Frits Fanggidae mengemukakan para pelaku ekonomi saat ini menghadapi tiga masalah utama akibat pandemi virus Corona jenis baru (COVID-19) yang sedang terjadi.

Masalah pertama pertama yang dihadapi pelaku ekonomi terkait dampak COVID-19 ini yakni masalah likuiditas, mereka mengalami kesulitan modal, katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa (9/6).

Selain itu, masalah kedua yakni para pelaku ekonomi tidak bisa bekerja sendiri dan harus berhubungan dengan jenis-jenis pekerjaan lainnya, artinya ada masalah jaringan yang mereka butuhkan.

Masalah ketiga, kata dia, pada umumnya kemampuan para pelaku ekonomi terbatas sehingga sangat membutuhkan pendampingan.

“Ini tiga kebutuhan mereka yang harus dipenuhi melalui program pemberdayaan ekonomi yang disiapkan pemeirntah supaya mereka menggiatkan kembali aktivitas produksinya,” kata Frits Fanggidae.

Untuk itu, lanjut dia, program pemberdayaan ekonomi dalam rangka penanganan dampak COVID-19 seperti di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang telah disiapkan pemerintah provinsi dengan alokasi anggaran sekitar Rp605 miliar meski dialokasikan penanganan masalah tersebut.

Menurut dia, jika alokasi anggaran tersebut disebar begitu saja tanpa memperhatikan tiga persoalan utama ini maka dana pemeberdayaan ini tidak berbeda jauh dengan program jaring pengaman sosial.

“Kalau disebar begitu saja maka tidak ada bedanya seperti Bantuan Langsung Tunai atau lainnya, kasih saja yang penting orang bisa makan,” katanya.

Frits Fanggidae menambahkan, pemberdayaan ekonomi berkaitan dengan kegiatan produktif yang mampu menciptakan nilai tambah.

Oleh karena itu berbeda dengan program jaring pengaman sosial yang disalurkan pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunani, Bantuan Sosial Tunai, dan lainnya, tegasnya.

 

Antara

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin