Jakarta, Aktual.com – Pengamat komunikasi Universitas Sebelas Maret Solo, Widodo Muktiyo mengatakan bahwa negara harus memberikan mekanisme kontrol yang baik dengan aturan main jelas bagi media, agar mampu menciptakan ruang publik di tengah kehidupan masyarakat.
“Negara harus memberikan mekanisme kontrol yang baik dan memberikan aturan main yang jelas sehingga media mampu menciptakan ruang publik di tengah masyarakat,” katanya, Selasa (4/10).
Dikatakan Widodo bahwa media memiliki kegunaan yang strategis dalam masyarakat. Selain itu media juga sebagai sarana penyampaian informasi, mendidik, pengawasan, menyajikan hiburan, dan sekaligus peranannya mengandung potensi yang berimplikasi pada nilai ekonomi serta bisnis.
Ia mengatakan media tidak lepas dari sistem politik dalam berbangsa dan bernegara.
“Ada pasang surut, harapan, dan juga kecemasan ketika media didayagunakan,” kata Widodo yang juga Wakil Rektor IV UNS itu.
Ia mengatakan media juga dapat digunakan untuk kemaslahatan sosial, tetapi dapat juga untuk kepentingan sempit, partisan, dan kelompok.
“Pendulum kepentingan media berubah-ubah dari tarikan kepentingan publik bergeser ke arah pasar kapitalis (swasta),” ujarnya.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, katanya, juga mengubah cara masyarakat dalam berkomunikasi, yakni dari searah satu komunikator ke khalayak, menjadi banyak orang ke banyak orang, dan bahkan dari banyak orang ke satu orang.
“Pendek kata media mampu membangun kesadaran palsu bagi masyarakat,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Widodo Muktiyo juga menilai bahwa saat ini kepemilikan media menjadi monopoli para konglomerat tanpa bisa ditarik pada kepentingan publik.
Pesan yang diulang-ulang melalui media, katanya, akan semakin membentuk konstruksi yang diinginkan pemiliknya di tengah masyarakat yang literasi medianya belum baik.
“Oleh karena itu perlu mengembalikan orientasi praktik bermedia kepada kepentingan publik. Apabila tidak berhasil dapat disebut sebagai negara gagal,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid