Jakarta, Aktual.co — Pengamat Hubungan Internasional Bantarto Bandoro mengkhawatirkan adanya penyelewengan pada penyelenggaran Konferensi Asia Afrika (KAA) yang akan diselenggarakan di Bandung dan Jakarta.
Pasalnya, dalam persiapan perhelatan akbar tersebut Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan, lebih banyak berperan serta berbicara, dibanding Menteri Luar Negeri.
“Saya pikir kalau itu perspektif yang keliru karena seakan-seakan itu jadi dominasi atau ranahnya staf khusus presiden. Saya khawatir kebijakan itu bisa ‘diselewengkan’ untuk kepentingan yang tidak berhubungan dengan kepentingan negara berkembang,” ujar Bantarto, saat dihubungi, di Jakarta, Selasa (14/4).
Menurutnya, KAA merupakan urusan internasional, maka Kementerian Luar Negeri yang harus punya peran sentral yang lebih besar. “Dia harus mengambil berbagai macam usulan atau inisiatif, dan inisiatif itu harus disampaikan kepada presiden untuk bisa menghasilkan satu kebijakan,” katanya.
Meski peran kemlu tidak bisa mengurus sendiri dan butuh mitra dengan instansi lain, bukan berarti Luhut bisa ambil alih. Instansi terkait, misal kementerian yang berhubungan dengan pembangunan.
“Oleh karena itu kemlu harus lebih dominan dan sering memberi masukan yang lebih berarti kepada presiden, ketimbang di inisiasi dan dimobilisasi oleh kantor pak Luhut,” tuturnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















