Pengamat masalah peternakan dari Undana Kupang, Dr. Ir. Yohanes Ly, M.MSc. antara

Kupang, aktual.com – Pengamat peternakan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Dr.Is. Yohanes Ly, M. MSc mengatakan pemerintah perlu mengambil langkah serius dalam mengatasi serangan virus flu babi Afrika atau virus African Swine Fever (ASF) yang telah menyebabkan ribuan ekor ternak babi di Pulau Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mati.

“Solusinya hanya berupa pencegahan saja, dan ini harus dilakukan secara serius karena belum ada vaksin yang bisa mengobati serangan virus ini,” kata Pengajar pada Fakultas Peternakan Undana Kupang itu Jumat, terkait serangan virus ASF dan solusi yang bisa ditawarkan.

Wabah virus babi yang menyerang ternak babi di Pulau Timur dalam beberapa pekan terakhir ini cukup meresahkan. Ribuan ekor ternak babi dilaporkan mati setelah mengalami gejala awal tidak mau makan.

Di Kabupaten Kupang misalnya, pada pekan ini, tercatat lebih dari 1.700 ekor ternak babi mati karena terkena virus flu babi ini.

Yohanes Ly mengatakan pemerintah bisa mengambil langkah-langkah pencegahan dengan memperketat biosekuriti di kandang, terutama peternak yang belum terkena dan terduga virus ASF.

“Pemerintah bisa mengimbau peternak dan pelaku pasar untuk melakukan hal ini sebagai tindakan pencegahan,” katanya.

Selain itu, pengumpul atau pedagang yang selalu berjalan mengelilingi kandang mencari ternak babi perlu dibekali pengetahuan tentang masalah virus ini, bila perlu dilarang dan polisi pamong praja bisa berperan untuk tindakan ini.

Menurut dia, pengumpul atau pedagang dapat menjadi media yang mempercepat penyebaran virus ini dari satu lokasi ke lokasi lain.

Hal lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah pemilik modal atau pemilik restoran yang memesan babi juga harus dibekali pengetahuan tentang serangan virus ini, sehingga restoran juga tidak ikut berperan sebagai media penyebar virus ini.

Lalu lintas

Dia menambahkan upaya lain yang dapat dilakukan adalah memperketat lalu lintas ternak antar kandang dan peternak.

Menurut dia, BPOM perlu diberi tambahan tugas untuk mengawasi lalu lintas ternak, bila perlu memeriksa kebersihan daging babi di pasar dan di rumah-rumah makan untuk memastikan bahwa daging yang dijual di rumah makan itu bebas dari virus ASF.

Karena virus ASF bukan saja menyebar melalui ternak dan daging babi, tetapi juga melalui orang yang melewati daging babi atau makan daging babi yang tercemar tetapi tidak dimasak dengan baik, demikian Yohanes Ly.

Artikel ini ditulis oleh:

Eko Priyanto