Jakarta, Aktual.com — Pengamat Ekonomi Didik J Rachbini menuturkan bahwa selama belasan tahun pengajuan rancangan APBN tidak pernah menggunakan strategis ekspansi. Dimana, strategi itu tidak pernah dilakukan dalam pengajuan postur anggaran keuangannya.
Hal itu, menyusul tarik menarik soal sikap pemerintah dengan DPR RI dalam menentukan APBN 2016, yang dikatakan pemerintah telah terjadi defisit terhadap penerimaan pendapatan.
“Secara terori kalau penerimaan kurang tinggi maka dipakailah strategis ekspansi dalam teori ekonomi itu, ekspansi itu menambah belanja lebih besar dari pada penerimaan, sehingga dibuat anggarannya defisit,” kata Didik dalam acara diskusi bertajuk ‘Catatan APBN 2016’, di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (31/10).
Dikatakan Didik, pemerintah mengatakan mengalami defisit sudah hampir Rp30 triliun sehingga dalam kenyataannya bila terjadi defisit maka harus hutang, jika mengajukan hutang maka menjual obligasi atau pinjam ke luar negeri.
“Dalam kenyataan, strategi itu tidak benar-benar terjadi selama belasan tahun ini, sehingga dalam esliasinya tidak defisit, berarti apa. Uangnya cukup untuk implementasi kegiatan APBN,” ucap dia.
“Jadi bila membuat strategis defisit menambah runyam, contoh pemerintah mengkritik keras Bank Indonesia supaya suku bunga turun, tetapi di APBN di genjot untuk defisit sehingga defisit menjual obligasi dan bila tidak laku maka bunga didongkrak ke atas. Jadi siapa sebenaranya membuat bunga tinggi dan mahal, ya pemerintah walaupun tugas BI,” tandas politikus PAN itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Nebby