“Ada kenaikan parliamentary threshold, ada presidential threshold, kemudian sistem pemilu yang terbuka atau tertutup, tapi apakah semua itu menjawab dari permasalahan masyarakat yang merasa teralienasi dari politik, itu substansinya,” jelas pria yang biasa memakai peci hitam ini.
“Menurut saya tantangan terberat kita selama 17 tahun ini adalah bahwa masyarakat kita tidak sia-sia datang ke TPS, bukan sekedar rutinitas tetapi juga ada harapan untuk kebaikan ke depan,” pungkasnya.
Laporan: Teuku Wildan
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid