Jakarta, Aktual.co — Pemerintah diminta untuk memilih Dirjen Pajak yang tepat, salah satunya yang dapat menaikkan pencapaian pajak negara. Sebab, selama ini dinilai lembaga tersebut tiap tahunnya tidak bisa mencapai 100%, dan bahkan jauh dari harapan pendapatan pajak yang seharusnya.
Demikian dikatakan Direktur Eksekutif The Jakarta Institute (TJI), Reza Pahlevi dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (28/11).
“Kalau begitu, ada sesuatu yang perlu dibenahi agar tidak terulang, kan yang rugi kita sebagai masyarakat,” ucapnya.
Saat ditanya soal pelelangan Dirjen Pajak, dia sangat menyayangkan, bila proses itu dilakukan. Sebab, jabatan Dirjen Pajak itu tidak bisa disamakan layaknya melelang besi tua.
“Saya sangat kecewa terhadap pemerintah karena melelang jabatan penting seperti Dirjen Pajak, kalau jabatan itu benar dilelang, nantinya setiap Jabatan di Indonesia dilelang semua, ini mirip dengan besi tua loh” kata dia mengumpamakannya.
Oleh karena itu, ia pun berharap, supaya figur yang dipilih nantinya bebas dari kepentingan asing. “Dirjen pajak itu butuh figur yang lepas dari isu dan jeratan kepentingan asing seperti world bank, ADB dan neoliberalisme.”
“Kita butuh figur yang free value, tidak ada kepentingan dari manapun, apalagi partai politik dan instansi lain,” pungkasnya.
Sebelumnya sempat diberitakan aktual,co, Pengamat ekonomi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Mangasa Sipahutar mengatakan bahwa lelang jabatan pada Dirjen Pajak ini sama esensinya seperti lowongan pekerjaan. Namun karena badan yang mengadakannya adalah Direktorat Jenderal Pajak, maka ini menjadi sangat luar biasa.
“Saya merasa tidak ada bedanya antara lelang jabatan Dirjen Pajak ini dengan lowongan pekerjaan. Sama-sama mencari posisi yang kosong. Namun karena yang mengadakan adalah Ditjen Pajak, ini yang menjadi perhatian banyak kalangan,” ujar Mangasa di Warung Daun Cikini, Jakarta, Minggu (23/11).
Lebih lanjut dikatakan Mangasa, yang harus mendapat perhatian khusus dalam lelang jabatan ini adalah panselnasnya. Sebab anggota panselnas harus orang yang berkompetensi tinggi dan jauh dari kepentingan politik.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang