Jakarta, Aktual.com – Pengamat geopolitk dari Global Future Institute Hendrajit, mengungkapkan jika Pilkada DKI Jakarta 2017 menjadi gerbang awal untuk menuju Pilpres 2019. Pasalnya, ini menjadi trik politik pasca jatuhnya Soeharto pada 1998.
Menurut Hendrajit, ada dua hal yang bisa dilihat dari pertarungan pasangan calon Gubernur DKI antara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, pertama yaitu pertarungan antara blok China dengan barat.
“Yang kedua sebagai trik politik pasca reformasi,” ujar Hendrajit dalam sebuah diskusi mengenai “Peran Intelijen Dalam Pilkada” di kantor Aktual.com, Jakarta, Rabu (29/3).
Diungkapkan Hendrajit, intelijen dalam momen Pilkada DKI kali ini melayangkan operasi dalam setiap tingkatan. Sehingga spionase menjadi salah satu strategi yang sering dilakukan.
Hendrajit menambahkan, pemilih harus teliti terhadap pertarungan antara Ahok versus Anies ini. Pasalnya, bisa jadi pertarungan ini merupakan perang urat syaraf.
“Operasi politik dan operasi ekonomi yang dilakukan oleh intelijen merupakan turunan dari operasi psikologis,” katanya.
Menurut Hendrajit, bocornya rencana besar partai pengusung Ahok yakni PDI Perjuangan, bisa jadi sebuah operasi psikologis.
“Bocornya rencana PDIP diduga hal yang disengaja untuk disebarkan sebagai perang urat syaraf antar pertarungan Ahok dan Anies,” tegasnya.
Agustina Permatasari
Artikel ini ditulis oleh: