Jakarta, aktual.com – Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie, menilai Airlangga Hartarto lebih memiliki kedekatan personal dengan Joko Widodo, bila dibandingkan dengan Bambang Soesatyo, sehingga layak jika disebut-sebut mendapat dukungan dari Istana.
“Presiden punya pilihan. Tapi saya nilai Jokowi lebih condong ke Airlangga,” kata Jerry ketika dihubungi wartawan, Rabu (11/9).
Jerry melanjutkan bahwa sifat Airlangga yang tenang, membuat tokoh senior partai Golkar seperti Agung Laksono, Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie masih mendukungnya.
“Memang selama ini Airlangga tetap setia mendukung Jokowi. Tapi dalam politik satu detik keputusan bisa berubah. Jangan salah Jokowi juga bakal minta petunjuk dan arahan Megawati (Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri),” kata dia.
Baginya, restu dari Jokowi sangat penting bagi ketua Golkar. Untuk jatah dengan 85 kursi dari hasil torehan Golkar di DPR, maka kemungkinan Golkar tetap meraih jatah 3 kursi menteri, kalaupun 4 itu hasil kerja keras Airlangga.
Dan, sosok Airlangga, dinilai mampu mengamankan jatah Menteri yang nantinya akan diberikan Jokowi.
Dia melihat, sejauh ini ketua DPD/DPC masih banyak yang setia pada Airlangga. Baginya persiapan Bamsoet terlalu singkat. Memang untuk pendekatan dan lobi perlu waktu lama. Sedangkan Bamsoet sendiri persiapanya bisa dikatakan prematur.
“Kalau saya lihat peluang Bamsoet tipis jika melihat kondisi di lapangan. Bagi saya Airlangga dengan gaya kepemimpinan yang melankolis, cool, santun, ini menjadi garansi dia terpilih lagi,” kata dia.
Terlebih lagi, kata dia, bisa dilihat dari dukungan sejumlah DPD. Kehadiran seluruh ketua-ketua DPD di Istana Bogor beberapa waktu lalu memberikan isyarat Airlangga masih berpeluang.
“Secara rata-rata, tokoh-tokoh muda masih menginginkan Airlangga,” kata dia.
Kata dia, dengan masuknya politikus Azis Syamsuddin ke gerbong Airlangga maka akan memperkuat barisan Airlangga. Mengingat Azis dan Agus Gumiwang tokoh muda potensial Golkar di kubu Airlangga.
“Bagi saya peluang 60-40 maupun 55-45 di atas kertas masih Airlangga yang unggul,” kata dia.
Sementara, pengamat kebijakan publik Universitas Bung Karno, Cecep Handoko mengaku tidak setuju bila Bamsoet memimpin Golkar. Dia merasa saat ini Bamsoet merupakan titipan PDIP.
Sementara, loyalitas Arilanga terhadap Jokowi dibuktikan dengan merealisasikan mobil Esemka yang telah dibangun oleh pemerintah saat ini.
Selain itu, lanjut dia, Airlangga juga bisa diterima semua kader muda dan kader senior Golkar. Itu artinya, Airlangga berpeluang bisa memimpin Golkar kembali. Sedangkan Bamsoet, kata dia, belum melakukan apapun terhadap Jokowi.
Airlangga terbukti mampu mengkonsolidasikan kekuatan partai meski Golkar tengah menghadapi masalah yang datang bertubi-tubi. Meski memimpin dipertengahan periode, Airlangga mampu membawa Golkar meraih 85 kursi parlemen dan menjadi pemilik kursi terbanyak kedua setelah PDIP.
Ini menjadi bukti bahwa Airlangga telah bekerja keras bagi partai sehingga raihan kursi di parlemen mengalahkan Gerindra. Juga membuktikan di bawah Airlangga mesin politik Golkar bekerja optimal. ”Dia mampu menjaga gejolak partai,” ujar dia.
Airlangga dan Bamsoet sama-sama politisi kuat. Sama-sama memiliki jabatan tinggi dan juga jaringan luas. Hanya saja, Airlangga sebagai menteri dan ketua umum partai lebih memiliki hubungan lebih dekat dengan Jokowi ketimbang Bamsoet.
“Dia juga dekat dengan Jokowi, kerja mendukung Presiden,” tegas Jerry.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin