Jakarta, Aktual.com — Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio melihat dugaan kuat kerugian PT Pertamina (Persero) dalam proyek pembangunan terminal penyimpanan LNG (Gas Alam Cair) di Bojonegara, Banten, Jawa Barat.

Menurut Agus, PT Bumi Sarana Migas (BSM) yang merupakan rekanan PT Pertamina dalam melakukan proyek pembangunan tersebut bertindak layaknya makelar, karena semua kerugian dalam pembangunan dibebankan kepada Pertamina.

“PT BSM besutan anak Wakil Presiden Jusuf Kalla, yakni Solihin Kalla ini salah satu contoh makelarisasi, jelas ada kerugian Pertamina nantinya dalam proyek itu,” katanya kepada Aktual.com, Selasa (3/5)

Sebelumnya Ketua Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu Arief Poyuono mengatakan bahwa proyek pembangunan LNG tersebut penuh dengan kolusi dan konflik kepentingan.

“Jelas dong ini dalam proyek Receiving Terminal LNG Bojanegara antara Pertamina Dan Bumi Saranan Migas bukan hanya adanya Conflict of Interest, tapi kental dengan adanya kolusi dan tidak ada tender ya artinya Pertamina tidak transfaran dalam menjalankan bisnisnya,” kata Arief kepada Aktual.com Senin (28/3)

Lebih lanjut menurutnya, Direktur Utama Pertamina telah melanggar hukum dalam prosedur kerjasama tersebut, selain itu proyek tersebut berpotensi terjadinya Mark Up.

“Jelas-jelas ini pelanggaran hukum dan GCG yang dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina yang bisa bertendensi terjadinya Mark Up dalam proyek tersebut. Mana ada penunujukan kontraktor atau partner langsung dalam bisnis di BUMN berdasarkan penilaian Feasibility study yang diajukan oleh kontraktor atau partner BUMN,” pungkasnta.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta