Makasar, Aktual.co — Pengamat Ekonomi dari dosen Universitas Hasanuddin (UNHAS), Muhammad Syarkawi Rauf mengatakan bahwa kondisi pelemahan rupiah di Indonesia saat ini banyak dipengaruh oleh kondisi eksternal.

“Pelemahan rupiah yang terjadi saat ini banyak dipengaruhi karena ekonomi Amerika dan Eropa membaik. Selain itu, bank sentral Amerika dan Eropa saat ini juga melakukan normalisasi,” ujar Syarkawi Rauf, di Makassar, Jumat (13/3).

Menurutnya, kebijakan kuantitatif (Quantitative Easing) oleh bank di Amerika dengan melakukan pengurangan pembelian surat berharga milik pemerintah Amerika dan akan menaikkan suku bunga, membuat investor di negara-negara lain termasuk di Indonesia kembali ke pasar modal Amerika. Tentunya kondisi ini berdampak ke kurs rupiah.

Secara umum kondisi seperti ini akan berpengaruh pada neraca eskpor dan neraca perdagangan. Tetapi dari sisi ekspor, kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan devisa. Selain itu, Bank Indonesia diharapkan segera melakukan intervensi pasar.

“Intervensi BI tidak bisa terus-menerus karena akan mengancam devisa negara,” paparnya.

Langkah lain yang mesti dilakukan pemerintah adalah segera melakukan pembelian surat utang Negara untuk memperkuat nilai tukar  rupiah. Selanjutnya, pemerintah  dalam skala jangka pendek harus memberi signal kepada pasar bahwa situasi ini bisa dikembalikan secepatnya.

“Sehingga dengan demikian, potensi terjadinya krisis masih sangat kecil,” lanjutnya.

Lebih jauh Syarkawi menjelaskan bahwa persoalan yang terjadi pada krisis era 97 dan saat ini sangat berbeda. Era 97 krisis terjadi karena persoalannya memang dari sisi internal kita juga sangat lemah.

“Fundamental ekonomi negara kita lemah, ekspor lemah, politik bermasalah dan memang negara-negara ASEAN mengalami hal yang sama sehingga membuat rupiah tertekan,” jelasnya.

Berbeda dengan saat ini, APBN masih aman dan defisit masih di bawah 3 persen sehingga potensi krisis seperti era 97 masih kecil.

“Namun pemerintah semestinya menyelesaikan persoalan politik dan hukum secepatnya, ini penting untuk memperkuat kondisi internal kita,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka