Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (tengah) menyerahkan surat rekomendasin dukungan kepada Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jawa Barat 2018 di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Kamis (9/11/2017).Partai Golkar resmi mengusung pasangan Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien untuk maju sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar pada Pilkada Jawa Barat 2018. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Pengamat politik Usep S Ahyar menyebut bahwa pilihan Partai Golkar untuk mengusung Ridwan Kamil sebagai Calon Gubernur Jawa Barat bukan hanya untuk mengejar target 60 persen kemenangan dalam Pilkada serentak 2018. Ia menduga bahwa pilihan tersebut ditujukan untuk jangka panjang, yaitu kekuasaan dalam periode 2019-2024.

Ia menilai, Jawa Barat sebagai provinsi yang memiliki populasi tertinggi di Indonesia, tidak dapat dilepaskan begitu saja untuk meraih target tersebut. Sebab, dengan memenangi Pilgub Jabar, kemungkinan untuk meraup suara terbanyak di provinsi ini pun sangat besar.

Hal inilah yang disebut Usep, menjadi alasan di balik Partai Golkar mengesampingkan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, yang notabene merupakan kader asli partai berlambang pohon beringin itu.

“Makanya akhirnya pragmatis, siapa yang bisa memenangkan pertarungan akhirnya diambil, bukan untuk memperkuat partainya,” ucap Usep ketika dihubungi Aktual, Kamis (9/11).

Penguasaan Jawa Barat, lanjut Usep, menjadi sangat penting bagi Partai Golkar karena di level nasional, posisinya telah tergeser oleh Partai Gerindra. Elektabilitas Gerindra dikatakan Usep meroket usai kasus penodaan agama yang melibatkan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan