Jakarta, Aktual.com —Pengamat sosial Lim Mei Ming mengatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam kepemimpinannya menunjukan sikap yang terkesan anti kritik.
“Ahok seharusnya rendah hati untuk ‘nrimo’ begitu banyak perhatian dan tuntutan transparansi dan akuntabilitas dari kebijakan dan programnya. Apalagi, akhir-akhir ini banyak programnya menimbulkan konflik sosial, protes keras banyak kelompok masyarakat,” ujarnya kepada aktual.com, Selasa (10/5).
Padahal, menurut Mei Mei, di zaman reformasi ini setiap elemen masyarakat yang mengkritisi kebijakan politik adalah suatu pertanda baik selepas zaman Orde Baru yang dikenal otoriter dan membudayakan KKN.
Namun sayangnya, suatu langkah baik tersebut tidak disambut baik oleh Ahok dengan gayanya memimpin. Dimana Ahok justru memperlemah jalannya ketatanegaraan kembali pada titik semula.
“Jurus-jurus mabuk dalam persilatan lidah Ahok memperlemah urat sensibilitas dan sensitivitas nasional dalam mengkritisi jalannya ketatanegaraan yang sudah menjadi aksioma berbudaya KKN,” jelasnya.
“Konflik batin pribadi Ahok sendiri yang menjadi sumber melarnya proses perbaikan sendi-sendi kehidupan bangsa ini,” sambung dia.
Sebab itu, bilamana Ahok masih saja meneruskan gayanya yang lebih menguntungkan pengusaha, memperlemah tata Negara, Mei Mei menilai, ke depan kota Jakarta yang ia pimpin akan kehilangan maknanya dan hanya menjadi sebuah catatan sejarah.
“Tiada lagi makna ke Indonesiaan tanah Betawi. Hanya akan jadi kenangan peradaban yang sirna,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid