Dengan demikian, lanjut Umam, batalnya Mahfud Md. menjadi cawapres tidak bisa hanya dibaca sebagai terbatasnya dukungan NU struktural terhadap figur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu yang notabene NU kultural.
Hingga menit-menit terakhir penentuan cawapres Jokowi, Kamis (9/8), nama Mahfud Md. masih kuat. Namun, pada akhirnya Jokowi mengumumkan bahwa K.H. Ma’ruf Amin cawapresnya.
Menanggapi keputusan itu, Mahfud mengaku kaget. Meski demikian, dia tidak merasa kecewa.
“Menurut saya itu sudah pilihan Pak Jokowi dengan wewenangnya, dengan pertimbangan politik yang matang sesuai dengan konfigurasinya. Saya tidak kecewa, tetapi kaget saja karena sudah diminta mempersiapkan diri, bahkan sudah agak detail,” kata Mahfud di Jakarta, Kamis (9/8).
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid