Jakarta, Aktual.co — Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang baru, Sofyan Basir, diingatkan agar tidak mengeluarkan kebijakan yang merugikan BUMN kelistrikan itu, salah satunya menjual aset.

“Putusan pemerintah untuk memilih dirut baru dari kalangan eksternal PLN harus kita hargai. Namun, kami mengingatkan agar dirut tidak mengeluarkan kebijakan yang menyebabkan aset PLN terjual. Kalau itu sampai terjadi, maka kami melakukan demo untuk menolak kebijakan tersebut,” kata pengamat kelistrikan, Okky Setiawan dalam pernyataan tertulis di Jakarta, ditulis Rabu (24/12).

Okky juga mengungkapkan sedikitnya tiga pekerjaan rumah yang penting yang harus dilakukan dirut baru.

Pertama, harus bisa mengusahakan lebih banyak gas dalam negeri untuk pembangkit listrik milik PLN. Jika ini bisa dilakukan, maka PLN akan mendapatkan nilai efisiensi yang sangat tinggi dari penurunan biaya bahan bakar.

“Selama ini gas di dalam negeri, seperti Natuna, justru diekspor untuk memenuhi kebutuhan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Ini tantangan PLN untuk bisa melobi pemerintah agar mendapatkan lebih banyak gas untuk pembangkit listrik,” kata Okky.

Kedua, kata Okky, dirut harus berani mengubah mekanisme pembelian batu bara untuk pembangkit yang selama ini menggunakan mata uang dolar AS ke mata uang rupiah.

“PLN selama ini beli batubara dengan dolar AS, sementara harga jual listriknya dengan rupiah. Ini sangat memberatkan, terutama jika kurs rupiah melemah,” kata Okky.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka