Jakarta, aktual.com – Pengamat politik dari Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Heroik Pratama mengatakan suksesi kepemimpinan partai politik harus memperhatikan demografi pemilih Indonesia yang banyak didominasi kalangan milenial.

Oleh karena itu, menurut dia, suksesi kepemimpinan yang akan dilakukan beberapa parpol, harus melahirkan pemimpin yang dekat atau memiliki kebijakan sesuai kebutuhan milenial.

“Urusan pengorganisasian memang menjadi urusan internal tetapi di sisi lain mereka tidak bisa menutup mata di tengah konteks demografi pemilih. Tentunya parpol punya kepentingan terkait ini, karena kita punya pemilih milenial cukup banyak,” kata Heroik dalam diskusi Perspektif Indonesia di Jakarta, Sabtu (22/6).

Dia menilai ketika parpol mampu menyesuaikan dengan konteks program kebijakan yang ditawarkan untuk milenial termasuk kader di struktur organisasi, itu akan mendorong kehadiran milenial sehingga bisa meningkatkan elektabilitas parpol tersebut.

Namun, menurut dia, bukan berarti kepemimpinan parpol tidak dari milenial tidak mampu membingkai dirinya dan partainya sebagai kalangan muda.

Ia mengatakan fenomena di Pemilu 2019, banyak ketua umum parpol dan para calon legislatif meskipun klasifikasi umurnya bukan dari milenial, namun menawarkan program yang pro-milenial.

“Bagaimana parpol mampu memenuhi program dan kebijakan yang ditawarkan kepada milenial yang memiliki karakter khusus tersendiri,” ujarnya.

Selain itu, dia menilai wajar apabila beberapa partai mulai “bergejolak” setelah Pemilu 2019 untuk melakukan evaluasi internal terhadap mesin partainya masing-masing khususnya melakukan suksesi kepemimpinan.

Parpol tersebut antara lain PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Demokrat yang diberitakan akan melangsungkan suksesi kepemimpinan tahun ini.

Heroik menilai wajar apabila parpol mewacanakan evaluasi internal khususnya terkait perolehan suara partai tersebut di Pemilu 2019 untuk melihat efektifitas kerja mesin partai.

“Ada beberapa partai yang perolehan kursinya di parlemen menurun, itu menjadi satu hal wajar bagi parpol melakukan evaluasi terutama berkaitan dengan kerja-kerja dan pengorganisasian partai,” katanya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin