Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan bendera kepada Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) pemenangan Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono saat pengukuhan Kogasma di DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/2/18). SBY mengukuhkan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai Kogasma untuk Pemilukada 2018 dan Pilpres 2019. AKTUAL/Tino Oktaviano

Kupang, Aktual.com – Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, MSi berpendapat, sulit bagi PDI Perjuangan dan Partai Demokrat melakukan kompromi dalam pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur NTT 2018-2023.

“Kondisi ini disebabkan karena tahapan pilkada 2018 telah berjalan, dan baik PDIP maupun Demokrat, memilih calon sendiri-sendiri untuk bertarung dalam Pilgub NTT,” kata Ahmad Atang Jumat (2/3).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan peluang PDIP-Demokrat berkompromi di Pilgub NTT, pascapertemuan antara petinggi PDIP dan Demokrat di Jakarta.

Apalagi, saat ini PDIP sedang mengalami dilema setelah calon gubernur yang diusung terkena OTT KPK beberapa waktu lalu.

Menurut dia, jika dilihat ke belakang, sebenarnya hubungan antara PDI Perjuangan dan Demokrat mengalami stagnasi di tingkat pusat.

Namun di tingkat daerah, kata dia, antara PDI Perjuangan dan Demokrat sering membangun kerja sama, baik pada level pilkada maupun pada level parlemen.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid