Budi menjelaskan tombol itu berguna jika baik pengemudi maupun penumpang berada dalam kondisi terancam. Dia berharap usulan ini tidak ada lagi penolakan dari pihak manapun karena untuk keselamatan mengingat banyaknya kasus yang terjadi berkaitan dengan taksi daring.

Sebelumnya, Perusahaan Grab Indonesia melakukan uji coba penggunaan “panic button” guna meningkatkan keselamatan bagi para mitra pengemudi dan pengguna layanan aplikasi tersebut.

“Kami sedang melakukan ‘pilot testing’ (uji coba) di Jakarta, Medan dan Palembang,” kata Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (13/9).

Menurut dia, kamera tersembunyi dan tombol panik yang letaknya juga tersembunyi adalah pelayanan respons darurat selama 24 jam setiap harinya dalam rangka melindungi mitra dan penumpang.

Ia mengungkapkan bahwa bila terjadi suatu peristiwa yang tidak diinginkan, maka pengemudi bisa memencet tombol panik sehingga akan tersambung ke pusat layanan Grab. Kemudian, lanjutnya, dari pusat tersebut segera menurunkan unit gerak cepat guna melakukan tindakan untuk mengatasinya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid