Jakarta, Aktual.co — Penahanan Anwar Ibrahim ataskasus sodomi selama lima tahun memicu pertanyaan soal kepemimpinan PartaiKeadilan Rakyat (PKR) dan aliansi partai tersebut dengan dua partai oposisilainnya, Partai Aksi Demokrasi (DAP) dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS), yangterbentuk atas nama Pakatan Rakyat sejak tahun 2008, seperti yang dikuti CNN Indonesia.com.

Ditahannya Anwar, yang selama ini menjadi pilar kekuatan bagi Pakatan Rakyat,dinilai akan berdampak pada hubungan antar partai dalam aliansi ini. Pakarmenyatakan bahwa tanpa sosok Anwar, koalisi mungkin sulit untuk mendapatkandukungan dalam pemilihan umum berikutnya. Tanpa Anwar, aliansi ini juga diperkirakan menjadi lumpuh, mengingatAnwar kerap memainkan peran utama dalam membentuk strategi dan arah aliansi.

Asisten Profesor Datuk Dr Shamsul Adabi Mamat, yang menjabatsebagi dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas KebangsaanMalaysia, menyatakan bahwa perpecahan yang kerap terlihat di dalam aliansi ini,diperkirakan akan semakin memburuk. Menurut Shamsul, tanpa Anwar, PakatanRakyat diperkirakan menjadi kurang berpengaruh dalam lanskap politik Malaysia,mengingat Anwar lah yang kerap memainkan peran utama dalam membentuk strategidan arah aliansi.

“Anwar yang memungkinkan koalisi untuk mendapatkan momentum yang cukupuntuk memberikan satu kesan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengambilalih Putrajaya. Tapi sekarang momentum akan melambat karena kepemimpinannyatidak akan dirasakan langsung oleh tiga partai,” kata Shamsul, dikutipdari kantor berita Bernama, Rabu (11/2).

Shamsul juga berpendapat bahwa PAS memiliki ideologi yang berbeda dengan duapartai sekutunya. “Sementara ini, PAS telah mampu menjadi bagian dari koalisihanya karena faktor Anwar. Dan, jika perbedaan terus berlanjut, terdapatkemungkinan mereka menarik diri dari koalisi,” kata Shamsul.

Spekulasi Pengganti Anwar
Penahanan Anwar juga memantik pertanyaan seputar siapa tokoh yang pantasmenjadi penggantinya menduduki pucuk kepemimpinan Pakatan Rakyat. ProfesorAhmad Atory Hussain, dosen tudi Ilmu Sosial dari Universitas Sains Malaysiamenyatakan bahwa peran Anwar sebagai pemimpin oposisi kemungkinan besardigantikan oleh istrinya, Wan Azizah Wan Ismail, yang saat ini menjabat sebagaiPresiden PKR.

“Meskipun saat ini waktu Pakatan Rakyat belum memutuskan siapa yang akanmenggantikan Anwar, saya melihat Wan Azizah akan mengambil alih, namun bisasaja hanya ntuk jangka waktu yang singkat. Sosok lain yang mungkin pengganti(Anwar) termasuk Mohamed Azmin Ali (Wakil Presiden PKR),” kata Ahmad. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Shamsul, sembarimenambahkan, jika tidak Wan Azizah, pengganti Anwar kemungkinan dari keluargaAnwar, dan akan meneruskan peran Anwar sebagai mediator bagi PAS dan DAP. “Bisasaja Wan Azizah atau putri Anwar, Nurul Izzah,” kata Shamsul melanjutkan.

Belakangan ini, sejumlah kisruh terjadi di DAP dan PAS terkait dengan penerapanhukum hudud oleh kelantan dan dukungan DAP terhadap pemilihan umum daerah. Padatahun 2009, PAS, PKR dan DAP bersatu dan mengumumkan bahwa kerangka kebijakanumum Pakatan Rakyat, yang terdiri dari empat unsur utama, yaitu transparansidalam menegakkan demokrasi, pengembangan ekonomi berkelanjutan dan adil,menerapkan keadilan sosial dan pembangunan manusia.

Kebijakan aliansi oposisi ini juga menekankan pada menghargai perbedaan agama,yang kerap menjadi sumber gesekan antara partai Islam dan partai DAP yangsekuler. Pakatan Rakyat juga berupaya menciptakan mekanisme yang komprehensifuntuk menangani kasus yang tumpang tindih antara hukum sipil dan hukum syariah.