Satu rangkaian kereta Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) buatan PT Industri Kereta Api (INKA) diperlihatkan kepada wartawan di Balai Yasa, Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (15/8). Kereta bandara itu ditargetkan akan beroperasi pada September 2017. Jadwal itu mundur dari rencana semula jika kereta bandara ini akan beroperasi pada Agustus 2017. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Mulai hari ini Kereta Bandara Soekarno Hatta sudah dioperasikan. Kereta bandara ini beroperasi untuk yang kedua, setelah dulu ada kereta Bandara yang melayani lintas Bandara Kualanamu-Medan Juli 2013.

Pengamat Transportasi Indonesia, Djoko Setijowarno menceritakan; jalur KA Bandara Soekarno Hatta direncanakan melewati Kawasan Pluit terus masuk Kota Jakarta, tanpa ada stasiun antara untuk berhenti. Namun untuk membangun jalur ini butuh biaya yang tidak sedikit dan APBN tidak sanggup memenuhinya. Kemudian ditawarkan pada swasta, hingga kini belum ada yang berminat.

Sementara PT KAI memiliih jalur yang berhenti di beberapa stasiun milik PT KAI dan menggunakan sebagian jalur KRL Jabodetabek milik mereka sendiri. Dihitung lebih irit dan lebih cepat terbangun.

“Targetnya tahum 2014, namun molor hingga tiga tahun dari jadwal rencana. Masalah pembebasan tanah selalu menjadi persoalan pelik di negeri ini,” kata Djoko secara tertulis, Selasa (26/12).

Walau demikian, PT KAI mengambil inisiatif untuk memberi kesempatan bekerja bagi keluarga yang lahannya terkena pembebasan lahan untuk bekerja di PT KAI.

Jadi, selain dapat ganti lahan juga ada kesempatan bekerja di PT KAI. Bisa jadi model ini menjadi cara baru untuk menarik simpati pemilik lahan untuk melepas tanahnya. Tapi setelah lahan terjual, masih bisa bekerja di perusahaan yang membeli lahan mereka. Model ini dapat diterapkan untuk proyek-proyek pemerintah yang lain. Menjaga keseimbangan, mengurangi kecemburuan sosial.

Kemudian untuk aspek besaran tarif bisa jadi polemik, tinggi atau rendah. Perlu diketahui, transportasi umum yang melayani ke dan dari Bandara Soekarno Hatta sudah ada taksi dan bus bandara. Sebagai transportaei umum baru, selayaknya memilih besaran tarif di antara tarif taksi dan bus bandara.

Tarif tersebut diupayakan tidak mengurangi begitu besar pengguna bus dan taksi, namun dapat mengalihkan penumpang dan pekerja rutin menuju dan dari Bandara Soekarno Hatta.

“Dengan demikian ketersediaan lahan parkir di bandara bisa berkurang. Lantas, jika Kawasan Sudirman sudah menjadi TOD, nanti kendaraan pribadi cukup parkir di stasiun pinggiran. Dengan menggunakan kereta yang ada, bisa beralih moda di Stasiun Sudirman,” ujar dia.

(Reporter: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka