Jakarta, Aktual.co — Rencana kedatangan 59 bus Transjakarta asal Tiongkok yang akan datang pekan depan harus dicermati kualitasnya. Pasalnya, berdasarkan pengalaman sebelumnya, bus asal Tiongkok yang sebelumnya beroperasi di Jakarta kerap bermasalah mulai dari mogok hingga terbakar. Hal itu disampaikan pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan kepada Aktual.co, Sabtu (15/11).
“Harusnya Pemprov DKI bisa belajar dari kasus-kasus sebelumnya di armada buatan Cina yang cepat rusak. Ada yang mogok bahkan sampai terbakar,” ujarnya.
Lanjutnya, Azas Tigor mengatakan bahwa kualitas bus Transjakarta asal Tiongkok itu bahkan lebih rendah dibandingkan dengan kualitas Metromini atau Kopaja yang selama ini beroperasi di Jakarta.
“Dibandingkan dengan armada Metromini dan Kopaja yang bermerk Toyota atau Isuzu asal Jepang terbukti kualitasnya daripada bus Transjakarta asal Cina. Selain karena pabriknya bagus, perawatannya juga dijaga. Belum ada yang terbakar, kecuali karena ugal-ugalan,” tambahnya.
Sementara itu Direktur Eksekutif Jakarta Public Service (JPS), Mohammad Syaiful mengatakan perlu ada pengawasan dan pengecekan terhadap 59 bus Transjakarta asal Tiongkok agar tidak lagi terjadi kasus-kasus seperti mogok apalagi terbakar. Ia mengatakan, berdasarkan Pergub DKI No. 35 Tahun 2014 mengenai standar UPT Transjakarta, keamanan dan kenyamanan penumpang menjadi poin yang harus diperhatikan.
“Berdasarkan Pergub DKI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Unit Pengelola Transjakarta Busway, yang meliputi faktor keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan dan keteraturan, masyarakat berhak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan yang baik dalam menggunakan moda transportasi busway ,” ujarnya kepada Aktual.co, Sabtu (15/11).
Syaiful mengatakan, perlu ada pengawasan dan pengecekan dari perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang tersebut. Pemprov DKI disarankan menggaet perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang pemeriksaan, pengawasan dan pengkajian kendaraan agar tidak terjadi hal-hal buruk kedepannya. Selain itu, Pemprov DKI juga dapat bekerjasama dengan Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) di bawah Kementerian Perhubungan.
“Dengan melibatkan pihak yang berkompeten tersebut, pengguna Transjakarta akan mendapatkan kejelasan tentang keamanan dan keselamatan dalam menggunakan moda transportasi ini. Sekaligus menghilangkan rasa was-was karena hingga saat ini sudah ada 16 bus Transjakarta yang terbakar, jadi jangan sampai terjadi lagi,” tambahnya.
Sebagai informasi, 59 unit bus gandeng Transjakarta asal Tiongkok baru akan didatangkan ke Indonesia pada pekan depan dan akan segera dioperasikan pada akhir November ini. Kepala Unit Pengelola Transjakarta, Pargaulan Butar Butar optimis jika kedatangan bus Transjakarta tersebut akan membantu mengurai kemacetan dan mengurangi antrean penumpang Transjakarta.
Artikel ini ditulis oleh: