Jakarta, Aktual.com – Belasan aktivis dan politisi berkumpul di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, sebagai bentuk solidaritas kepada aktivis Ratna Sarumpaet yang dianiaya oleh sejumlah orang beberapa waktu yang lalu.

Mereka menyatakan sikap atas tindakan biadab terhadap Ratna di salah satu restoran, di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (2/10).

Aktivis senior, Syahganda Nainggolan mengatakan pertemuan ini digelar menunjukkan rasa simpati dan empati kepada Ratna Sarumpaet. Selain itu, pertemuan ini juga dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan Internasional.

“Demokrasi itu adu pikiran dan adu gagasan, bukan bonyok-bonyokan. Demokrasi itu tanpa kekerasan, enggak boleh ada kekerasa di Indonesia. Empat tahun ini kekerasan banyak sekali,” ujar Syahganda saat memberikan sambutan.

Menurut Syahganda, banyak kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di bawah pemerintahan Joko Widodo. Padahal, kata dia, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kasus-kasus tersebut tidak pernah terjadi.

“Banyak kasus-kasus yang kita anggap pelanggaran HAM kemarin, ulama-ulama dianiaya. Kekerasan ini di zaman SBY saja enggak ada, bukan saya belain SBY,” ucap dia.

“SBY kata orang dia tentara, kenyataannya dia paling demokratis selama ini. Pak jokowi empat tahun memimpin tapi catatan demokrasi justru rusak,” sambung Syahganda.

Pantauan aktual.com dilokasi, sejumlah tokoh yang hadir di antaranya Aktivis Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari) Hariman Siregar, Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, mantan Kapolda Metro Jaya Nugroho Jayusman, Aktivis senior Syahganda Nainggolan, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Martak dan Eggy Sudjana.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan