Jakarta, Aktual,com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau menggiatkan edukasi tentang Bina Keluarga Balita-Anak (BKB) pada calon pengantin baru guna menciptakan generasi berkualitas di masa datang.

“Pengantin baru sebelum merencanakan kelahiran anak perlu diedukasi tentang tanggungjawab bersama untuk merencanakan kehamilan, dan mengasuh, merawat serta memberikan asupan gizi yang baik bagi anak mereka,” kata Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau Yenrizal Makmur, di Pekanbaru, Jumat (17/3).

Menurut dia, edukasi penting karena Balita merupakan masa emas bagi penciptaan generasi bangsa yang berkualitas di masa depan. Indonesia bisa memperoleh bibit unggul sebagai atlet dari berbagai cabang olahraga jika sudah diprogramkan sejak bayi melalui pemberian gizi dan pemeliharaan kesehatannya yang baik.

“Masa Balita harus diberikan asupan gizi anak harus dikelola dengan baik dan seimbang anak sehingga anak menjadi sehat dan cerdas. Sebab pembangunan SDM sebagai prasyarat kemajuan bangsa sedangkan grafik pertumbuhan otak anak sampai usia 5 tahun,” katanya.

Ia menekakan bahwa usia abak 0-3 tahun adalah masa keemasan atau golden period, apabila masa emas dilewatkan, Balita akan mengalami keterlambatan dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal.

Untuk itu orang tua perlu menerapkan delapan fungsi keluarga yakni fungsi lingkungan, fungsi ekonomi, fungsi agama, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi lingkungan, sosilaisasi dan pendidikan, fungsi reproduksi, fungsi perlindungan. Peranan keluarga dalam ketahanan bangsa dan kependudukan termaktub dalam delapan fungsi keluarga itu.

BKB penting sebagai wadah kegiatan keluarga yang mempunyai balita-anak dan bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dan anggota keluarga lain. Yakni bagaimana mengasuh dan membina tumbuh kembang anak melalui kegiatan rangsangan fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial dan moral.

Dimana pada akhirnya dapat mewujudkan SDM yg berkualitas dalam rangka meningkatkan kesertaan, pembinaan, dan kemandirian ber-KB bagi Pasangan Usia Subur anggota kelompok kegiatan.

Sementara itu kualitas SDM ditentukan oleh kualitas pembinaan keluarga sejak dini, melalui interaksi orangtua dan anak secara efektif apalagi seribu hari pertama penting untuk tumbuh kembang anak menjadi optimal. (Ant)

Artikel ini ditulis oleh: