Jakarta, Aktual.com – Wacana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengeluarkan kebijakan menghapuskan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium di Jakarta, mendapat penolakan dari sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Jakarta Timur.
Iis Setiawan, pengelola SPBU 33-13401 yang terletak di jalan Inspeksi Kalimalang, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, menyatakan menolak wacana tersebut.
Pasalnya, SPBU yang dikelolanya berada tepat di daerah perbatasan Bekasi dan Jakarta. Yang jika wacana tersebut berlaku artinya SPBU-nya akan kehilangan pemasukan dari pelanggan premium.
“Kalau dari pemasukkan, kita pasti rugi. Karena liat pom-pom bensin yang gak jauh dari sini (Jakarta), (Bekasi) masih jual premium,” tuturnya saat diwawancarai Aktual.com, di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Jumat (5/2).
Kerugian tersebut berdasarkan rata-rata pengisi premium berasal dari Bekasi dan warga sekitar. Artinya, jika premium dilarang diperjual-belikan di daerah Jakarta, SPBU yang dikelolanya akan kehilangan omset sebesar Rp63. 450. 000 per hari.
“Rata-rata premium per hari habis sembilan ton. Ya kalau premium sudah gak boleh, kita ilang sembilan ton itu,” imbuhnya.
Lanjut Iis, pihaknya tidak bisa menggantungkan penjualan dari pertamax ataupun pertalite. Pasalnya, selama dirinya mengelola SPBU tersebut selama tiga tahun, penjualan BBM selain premium masih sangat kecil.
“Kalau yang lain itu satu ton per hari rata-rata. Kadang gak sampe satu ton. Memang bukan itu pemasukan utama kita. Premium yang masih ngasih pemasukkan yang besar,” katanya.
Lanjut Iis, daripada Ahok mewacanakan menghapuskan premium di Jakarta, lebih baik fokus untuk membenahi persoalan Jakarta yang belum terselesaikan.
“Kejauhan kalau premium dihapusin. Masih banyak hal mesti dirapihin. Jalan yang pada bolong. Masih banjir, macet masih juga. Itu aja dulu diberesin,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh: