Pekerja mengerjakan proyek pembangunan apartemen Synthesis Residence Kemang, di Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Minggu (28/1/2018). Hunian vertikal dinilai sebagai solusi ideal untuk mengatasi masalah perumahan dan penataan di Jakarta. Konsep hunian vertikal ini juga sudah tercantum di Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) DKI Jakarta 2030. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Kebutuhan kos mahasiswa dalam beberapa tahun belakang terjadi perubahan kecenderungan dari menyewa kamar atau rumah ke apartemen.

“Perubahan itu terlihat dengan tumbuhnya apartemen di sekitar perguruan tinggi, seperti di Universitas Indonesia, Universsitas Bina Nusantara (Binus), IPB Dramaga, Bogor, dan lainnya,” kata Presiden Komisaris Nayumi Group Rusdi Basalamah di Malang, Sabtu (29/9).

Pergeseran pola kencenderungan tersebut juga terjadi di Malang. Kebutuhan akan apartemen untuk mahasiswa di kota pelajar tersebut relatif tinggi. Setiap tahunnya, terdapat sekitar 45.000 mahasiswa di kota berhawa sejuk tersebut dan sekitar 10 persen atau 4.500 adalah mahasiswa mandiri.

“Di Malang sendiri terdapat 62 perguruan tinggi dan 26 diantaranya berada di Kecamatan Lowokwaru,” kata Camat Lowokwaru, Imam Badar.

Pada radius sepuluh kilometer dari NST, terdapat Universitas Brawijaya, Unisma, Politeknik Malang, UMM dan lainnya. Setiap tahunnya, mahasiswa baru berebut untuk mendapatkan kamar apartemen yang ditinggal mahasiswa senior yang sudah tamat. Permasalahannya, kebutuhan terus meningkat, sementara untuk tahun ini hanya Nayumi Group yang membangun apartemen di saat bisnis properti masih lesu.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka