Jakarta, Aktual.com — Kelanjutan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) tergantung keputusan penyesuaian tarif oleh pemerintah, kata Manager Field Relations PT Supreme Energy Muaralabuh Yulnofrins Napilus.
“Penyesuaian tarif ini sudah di usulkan kepada pemerintah karena dengan biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan selama eksplorasi tidak seimbang dengan nilai tarif lama yang hanya Rp9,4 sen per kwh,” katanya di Padang Aro, Senin (14/9).
Dia mengatakan, saat ini pihak pemerintah beserta perusahaan panas bumi masih melakukan perundingan terkait penyesuaian tarif ini.
“Kami berharap pemerintah bisa menaikan tarif listrik PLTP ini sehingga semua potensi yang ada bisa dimaksimalkan,” katanya.
Dia mengatakan, jika penyesuaian tarif ini disetujui pemerintah tahun ini maka pada 2016 kelanjutannya sudah bisa dikerjakan.
“Semuanya tergantung negosiasi penyesuaian tarif oleh pemerintah,” katanya.
Untuk Supreme Energy Muaralabuh sendiri, katanya, sudah melakukan pengeboran pada enam titik. Akan tetapi yang menghasilkan hanya tiga sumur yaitu pada MLA dan MLh1 dan MLH2.
“MLA hasilnya cukup besar bahkan termasuk salah satu yang terbesar di Indonesia dengan kapasitas 25 megawaat,” katanya.
Sedangkan untuk dua sumur lagi, imbuhya, hasilnya sangat kecil yaitu 3 hingga 5 megawatt.
“Kami kini sudah punya 30 megawatt di permukaan tetapi belum bisa dikelola karena tarifnya belum bernilai ekonomis bagi perusahaan,” katanya.
Untuk Supreme Energy, katanya, memiliki tiga proyek panas bumi yaitu di Sumatera Selatan dan Lampung serta Solok Selatan.
“Untuk PLTP di Sumatera Selatan hasilnya masih dibawah Solok Selatan sedangkan lampung belum dikerjakan sama sekali karena masih menunggu penyesuaian tarif,” katanya.
Sementara itu Penjabat Bupati Solok Selatan Erizal berharap proyek panas bumi ini bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar.
“Segala bantuan oleh perusahaan harus di Inventarisir sehingga tahu berapa besar yang telah disalurkan,” katanya.
Dengan PLTP saat ini masih vakum, dia berharap supaya segera beroperasi lagi sehingga bantuan kepada masyarakat terus mengalir.
“Pemerintah mendorong proyek ini terus berjalan karena memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan