Jakarta, Aktual.co — Direktur Ruang Jakarta (Rujak) Center for Urban Studies, Marco Kusumawijaya mengatakan perkembangan industri ekonomi kreatif di Pasar Santa, Kebayoran Baru dapat menyebabkan proses gentrifikasi karena dapat menyebabkan pendapatan pedagang kelas menengah ke bawah menurun.
“Saya pikir yang dialami Pasar Santa saat ini semacam ‘kopi pahit’ karena jadi korban dari kesuksesannya sendiri,” kata Marco di Pasar Santa, Jakarta, Minggu (22/3).
Hal tersebut, ia sampaikan dalam diskusi “Revitalisasi Pasar Santa” yang juga dihadiri oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf dan Dirut PD Pasar Jaya Djangga Lubis.
Ia mengatakan, saat ini mulai ada wacana Pasar Santa hanya sebagai pusat industri kreatif, namun mengabaikan pedagang-pedagang lama yang sudah lama berjualan.
“Ini juga menyebabkan sebagai ajang untuk mencari uang dengan cepat dari industri kreatif tersebut tanpa melindungi pedagang-pedagang yang sudah lama menetap di Pasar Santa,” katanya.
Ia mengharapkan terjadinya penggabungan antara pedagang ekonomi primer yang berjualan sembilan bahan pokok (sembako) dengan pedagang sekunder atau tersier yang misalnya berjualan hasil olahan makanan atau hasil industri kreatif.
“Yang selama ini terjadi di sini, lantai atas yang diisi oleh pedagang sekunder atau tersier banyak dikunjungi oleh masyarakat, namun lantai bawah yang diisi pedagang sembako terlihat sepi,” tuturnya.
Ia menambahkan, perkembangan ekonomi kreatif yang sedang terjadi di Pasar Santa yang melibatkan anak-anak muda juga harus dipertahankan dengan syarat adanya tata kelola yang baik di sini.
“Selain itu, harus ada peraturan tentang harga sewa yang rasional untuk para pedagang dan PD Pasar Jaya harus segera mencari solusinya,” kata Marco.
Artikel ini ditulis oleh:

















