Sekarang ini industri yang masih dominan di tingkat global yaitu sektor industri elektronik. Sementara, industri ini sangat membutuhkan logam tanah jarang, yang merupakan salah satu produk turunan dari hasil hilirisasi mineral.

Zulnahar menjelaskan, pengembangan hilirisasi mineral tanah jarang begitu potensial untuk mendorong tumbuhnya ekonomi. Sebab, selain akan menarik masuknya investor di bidang elektronik, produk mineral tanah jarang juga bisa dikembangkan lagi untuk menghasilkan produk yang lebih berharga.

“Logam tanah jarang merupakan mineral ikutan dalam timah dan monazite. Pemisahan logam tanah jarang dari monazite akan menghasilkan thorium yang dapat dijadikan sumber bahan bakar dari pembangkit listrik tenaga thorium yang bersih tanpa emisi, memiliki densitas energi jauh lebih besar dibandingkan energi fosil,” kata dia.

Zulnahar mengatakan, thorium tidak dapat disangkal akan menjadi energi masa depan dan kita harus melakukan lompatan kuantum dengan bauran energi ini, sedangkan logam tanah jarang akan menjadi komoditas yang akan lebih strategis dari minyak.

Kedua produk hasil pemurnian mineral sangat berpotensi untuk dapat dijadikan prioritas industri nasional menuju industri nasional berbasis inovasi dan teknologi.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid