Presiden Joko Widodo (tengah), memberikan keterangan pers usai pertemuan dengan pimpinan partai dan sekjen partai pengusung koalisi di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018) sore.  Hasil pertemuan tersebut memutuskan KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres yang akan mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Penggagas gerakan #2019GantiPresiden Mardani Ali Sera mengkritik Koalisi Indonesia Kerja (KIK) terkait komposisi tim kampanye nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Mardani menyoroti banyaknya menteri dan pejabat Kabinet Kerja yang masuk dalam tim kampanye petahana.

“Pelibatan menteri dan pejabat negara perlu sama-sama dijaga etika dan peran di ruang publiknya,” kata Mardani kepada wartawan, Senin (20/8) malam.

Sebagaimana diketahui, KIK telah mendaftarkan 150 orang anggota tim kampanye nasional Jokowi-Ma’ruf Amin ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Senin (20/8) kemarin.

Dari 150 nama tersebut, terdapat sejumlah nama pejabat Kabinet Kerja, yaitu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (Dewan Pengarah tim kampanye), Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Selain Airlangga, nama-nama di atas didaftarkan kepada KPU sebagai Dewan Pengarah tim kampanye nasional Jokowi-Ma’ruf Amin.

Tidak hanya menteri, KIK juga memasukkan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai Wakil Ketua tim kampanye dan Juru Bicara Presiden Johan Budi sebagai Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin.

Menurut Mardani, hal ini berpotensi mengganggu kontraproduktif dan berpotensi menggangu kinerja Kabinet Kerja dalam setahun ke depan.

“Akan lebih baik jika para menteri fokus pada pekerjaannya yang sudah berat,” jelas Mardani.

Namun demikian, Ketua DPP PKS itu menambahkan, pihaknya selaku kompetitor dari kubu Jokowi-Ma’ruf Amin, tetap siap bertarung dalam Pilpres tahun depan.

“Kita siap berkompetisi dengan fair dan elegan,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan