Jakarta, Aktual.com – Aktivis sosial Ratna Sarumpaet, mengatakan warga Pasar Ikan dan Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, yang menjadi korban penggusuran Pemprov DKI Jakarta, mengalami kesulitan untuk dapat berbicara kepada pemimpinnya.

“Betapa sulitnya rakyat bicara pada pemimpinnya. Ini negara macam apa?” tanya Ratna di depan Masjid Keramat Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (20/4).

Padahal, tutur Ratna, dirinya hanya meminta penundaan waktu penggusuran. Pasalnya, Ratna menilai, prosedur penggusuran itu memiliki cacat.

Ratna mengaku, permintaan penundaan penggusuran kawasan tersebut, telah dia sampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), melalui surat. Namun sayangnya, surat tersebut tidak ditanggapi oleh Ahok.

Setelah itu, ia pun juga mencoba menghubungi pihak Istana Negara, untuk meminta Presiden Joko Widodo, mengingat janji politiknya kepada warga Pasar Ikan dan Akuarium. “Itupun berlalu. Saya SMS dengan Pramono Anung (Seskab) tetapi akhirnya sirna,” ungkap Ratna.

Ratna juga menegaskan, hingga saat ini, ratusan kepala keluarga (KK) masih bertahan di lokasi pembongkaran untuk menagih haknya dari Pemprov DKI.

“Sampai sekarang sebanyak 385 KK terlunta-lunta sampai saat ini di sekitar Kampung Pasar Ikan,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: