Jakarta, Aktual.co — Bak menelan pil pahit ketika sakit, setiap upaya dan proses untuk sebuah perubahan besar dalam membangun bangsa tetap harus dilakukan demi terciptanya sebuah negara yang sejahtera, besar, dan bermartabat. Demikian isi pidato Presiden Joko Widodo dalam acara Silaturahmi Pers Nasional yang diselenggarakan di Auditorium TVRI, Senayan, Jakarta, Senin (27/4) malam.
Dalam hal ini, Jokowi bicara terkait keputusan besarnya yang dinilai menyakitkan rakyat soal penghapusan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp 300 triliun/tahun dimana anggaran tersebut kemudian dialihkan untuk sektor-sektor produktif seperti infrastruktur.
“Desain kebijakan kita memang  menyakitkan di depan. Banyak yang sampaikan ke saya, bapak popularitasnya akan turun. Saya tahu memang kebijakan-kebijakan kita awalnya menyakitkan tapi lihat tiga-lima tahun ke depan dilihat, kalau ternyata tak betul ya sudah,” kata Jokowi.
Lebih jauh Jokowi mengatakan, sebuah perubahan membutuhkan proses, waktu dan tak jarang membutuhkan kesabaran dan pengorbanan. Terlebih dalam kondisi saat ini tekanan ekonomi global masih dalam posisi yang tak menguntungkan. Kendati menyakitkan, kata Jokowi, kebijakan pemerintah harus banyak melakukan lompatan perubahan dan banyak terobosan.
“Memang perubahan itu membutuhkan pil pahit, membutuhkan kesabaran membutuhkan pengorbanan. Tapi keyakinan itu harus kita miliki. Harus optimis dan percaya diri. Kalau kita mau yang datar-datar saja ya kita akan datar terus, memang perlu loncatan dan keberanian kalau itu diperlukan akan saya putusakan,” tegas Jokowi.
Jika anggaran subsidi BBM dialihkan ke sektor infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, rel kereta dan sebagainya, kata Jokowi, maka dalam jangka panjang akan berdampak pada penurunan biaya transportasi dan efisiensi. Namun ia juga tahu betul bahwa proses tersebut tetap membutuhkan pengorbanan.
Dalam hal ini, Jokowi mengajak para media untuk mengubah pola pikir bangsa agar memiliki pemikiran positif dan optimisme yang tinggi. Jokowi berharap media melontarkan kritik kepada Pemerintah dengan data serta saran yang bisa membangun dan memberikan solusi.

Artikel ini ditulis oleh: