Ratusan sopir taksi mendapat kawalan polisi saat berunjur rasa di Jalan Gatot Soebroto Jakarta, Selasa (22/3). Dari hasil demo ini para sopir taksi menunggu langkah pemerintah dan DPR untuk mengambil kebijakan. Langkah pertama mendesak aplikasi taksi online untuk ditutup, jika upaya itu tidak dilakukan segera, tidak menutup kemungkinan akan ada demo yang lebih besar. Aktual.com/Eko S Hilman

Jakarta, Aktual.com — Sempat beredar kabar bahwa unjuk rasa yang dilakukan oleh ribuan pengemudi yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD), pada Selasa (22/03) kemarin, karena dibayar oleh pihak tertentu. Akan tetapi hal tersebut dibantah langsung oleh seorang supir taksi yang ditemui Aktual.com di kawasan Jakarta Selatan.

“Kita lakukan ini buka karena bayaran atau hal lainnya, kita begini karena kita merasa dirugikan. Coba Minggu kemarin kita juga sudah demo tapi apa sampai saat ini nggak ada kejelasan sama sekali, jujur saja sebenarnya semenjak ada transportasi online penghasilan kita berkurang. Apa pemerintah mikir sampai sana apa owner-owner transportasi online juga mikir sampai sana nggak kan,” ungkap Doni (31) seorang supir taksi berlogo burung tersebut kepada Aktual.com di Jakarta Selatan.

Tak hanya Doni, rekan seprofesinya pun menyayangkan jika plat hitam diberikan izin beroperasi oleh pemerintah di jalan. Padahal, menurut Iwan, hanya mobil plat kuning yang selalu bayar pajak kepada negara.

“Kan transportasi online itu belum di-sah kan juga sama pemerintah, terus kenapa bisa mereka beroprasi dengan tenang ya. Kata nya indonesia punya Undang-Undang pastinya ada dong Undang-Undang tentang transportasi juga, dan juga kita plat kuning dan pasti bayar pajak sedangkan merekan plat hitam apa mereka bayar pajak,” ujar Hakim (34).

Sementara itu, petugas Kepolisian menyayangkan demo sopir taksi yang berujung anarkis. Seharusnya, demonstrasi berjalan tertib tanpa merugikan kepentingan umum.

“Menurut saya kalau mau unjuk rasa tidak perlu seperti ini juga, ini kan hanya karena penghasilan nggak cukup kan supir-supir angkutan mempunyai penghasilan yang berkurang sekarang karena adanya transportasi online, itu baru katanya kita belum tau secara psti alasan sebenarnya. Kalau begini coba siapa yang rugi kita-kita juga kan,” ungkap personel polisi yang namanya dirahasiakan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh: